Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes
melitus berdasarkan perawatan dan simtoma:
Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel
beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas,
dan bersifat idiopatik. Diabetes melitus dengan patogenesis jelas,
seperti fibrosis sistik atau defisiensi mitokondria, tidak termasuk pada
penggolongan ini.
Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin,
seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose
tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.
dan menurut tahap klinis tanpa pertimbangan patogenesis, dibuat menjadi:
- Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
- Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan tambahan hormon dari luar tubuh.
- Not insulin requiring diabetes.
Kelas empat pada tahap klinis serupa dengan klasifikasi IDDM (bahasa
Inggris: insulin-dependent diabetes mellitus), sedang tahap kelima dan
keenam merupakan anggota klasifikasi NIDDM (bahasa Inggris: non
insulin-dependent diabetes mellitus). IDDM dan NIDDM merupakan
klasifikasi yang tercantum pada International Nomenclature of Diseases
pada tahun 1991 dan revisi ke-10 International Classification of
Diseases pada tahun 1992.
Klasifikasi Malnutrion-related diabetes mellitus, MRDM, tidak lagi
digunakan oleh karena, walaupun malnutrisi dapat memengaruhi ekspresi
beberapa tipe diabetes, hingga saat ini belum ditemukan bukti bahwa
malnutrisi atau defisiensi protein dapat menyebabkan diabetes. Subtipe
MRDM; Protein-deficient pancreatic diabetes mellitus, PDPDM, PDPD, PDDM,
masih dianggap sebagai bentuk malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes
melitus dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Sedangkan subtipe lain,
Fibrocalculous pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai
penyakit pankreas eksokrin pada lintasan fibrocalculous pancreatopathy
yang menginduksi diabetes melitus.
Klasifikasi Impaired Glucose Tolerance, IGT, kini didefinisikan sebagai
tahap dari cacat regulasi glukosa, sebagaimana dapat diamati pada
seluruh tipe kelainan hiperglisemis. Namun tidak lagi dianggap sebagai
diabetes.
Klasifikasi Impaired Fasting Glycaemia, IFG, diperkenalkan sebagai
simtoma rasio gula darah puasa yang lebih tinggi dari batas atas rentang
normalnya, tetapi masih di bawah rasio yang ditetapkan sebagai dasar
diagnosis diabetes.
No comments:
Post a Comment